Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya mencegah penyakit Malaria, meskipun telah mencapai status eliminasi sejak 2015. Upaya ini dilakukan mengingat masih adanya kasus malaria impor, meskipun jumlahnya terus menurun.
Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, mengungkapkan bahwa antara tahun 2009 hingga 2024, terdapat 15 kasus malaria impor, dengan 9 kasus di antaranya terjadi pada tahun 2023. Meskipun Angka API malaria di Banyuwangi kurang dari 1 per 1000 penduduk, kewaspadaan tetap diperlukan karena potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kematian.
Untuk memperkuat upaya pencegahan, Dinkes Banyuwangi menggelar kegiatan On The Job Training (OJT) selama dua hari. Pelatihan ini menyasar Penanggung Jawab (PJ) Malarian di 45 Puskesmas dan 13 Rumah Sakit di Banyuwangi.
Selain itu, pada hari kedua, kegiatan ini juga melibatkan petugas laboratorium dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Banyuwangi, serta dari RSUD Genteng, RSUD Blambangan, RSI Fatimah, dan RS Alhuda.
Pelatihan ini menekankan pentingnya strategi pencatatan dan pelaporan kasus yang baik, serta upaya pencegahan penularan kembali di daerah yang sudah mencapai eliminasi.
Strategi tersebut meliputi surveilans migrasi, penguatan penatalaksanaan kasus, penyelidikan epidemiologi 1-2-5, pemetaan daerah reseptif, dan penanggulangan berbasis bukti lokal. Respon cepat juga harus dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
Selain itu, pencatatan dan pelaporan menggunakan Sistem Informasi Surveilans Malaria (SISMAL) versi 3 juga menjadi fokus pelatihan. Software e-SISMAL, yang telah dikembangkan sejak 2010 dan diperbarui pada 2018, memungkinkan petugas melaporkan setiap suspek, kasus positif, logistik, dan kegiatan program malaria lainnya.
Amir Hidayat berharap, melalui pelatihan ini, petugas laboratorium dapat lebih terampil dalam mengidentifikasi berbagai jenis plasmodium pada darah penderita malaria. Dengan demikian, pasien dapat segera mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Upaya pencegahan malaria di Banyuwangi ini menunjukkan komitmen Pemkab Banyuwangi dalam menjaga kesehatan masyarakat, meskipun telah mencapai status eliminasi. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Puskesmas, rumah sakit, dan petugas laboratorium, menjadi kunci keberhasilan upaya ini. (*)